Monday, February 19, 2007
Jakarta Trail Edisi Imlek
Sabtu, 17 Februari kemarin, saya ikut tour sejarah Jakarta Trail ke kawasan Pecinan di Petak Sembilan Jakarta, bersama teman-teman dari Komunitas Historia. Acaranya seru dan mengasyikkan! Kebetulan saat itu salah satu nara sumbernya adalah Bpk. Alwi Shahab, ahli sejarah Betawi. Rute wisata pagi itu bermula dari depan kantor Pos Fatahilah, para peserta berjalan kaki menuju gedung Cipta Niaga, kemudian ke kawasan Kali Besar melewati Toko Merah. Dari Kali Besar, perjalanan dilanjutkan menuju kawasan Petak Sembilan, khususnya daerah Toa Se Bio atau yang lebih dikenal dengan Jalan Kemenangan III.
Menikmati suasana Imlek di Toa Se Bio
Suasana Imlek sangat terasa kemeriahannya saat saya dan rombongan memasuki kawasan Toa Se Bio atau sekarang dikenal dengan Jalan Kemenangan III, di daerah Petak Sembilan Jakarta. Di sudut-sudut jalan, terutama dekat Klenteng, deretan-deretan lampion merah tergantung rapi berjajar.






Wihara Dharma Bhakti


Menjelang hari raya Imlek, di pelataran wihara ini banyak terlihat kaum papa/ fakir miskin yang mengharap rejeki atau ang pao dari para jemaat yang datang bersembahyang. Siang itu pun kegiatan di wihara terlihat sangat ramai, banyak jemaat berlalu lalang untuk bersembahyang dan juga petugas wihara yang sibuk menata lilin-lilin merah berukuran besar didalam wihara.
Saya pun tidak menyia-siakan kesempatan untuk menjelajah wihara hingga ke area dalamnya. Lagi-lagi saya terkagum-kagum dengan berbagai ornamen cantik berwarna merah menyala berpadu emas.
Menuju Museum Bank Mandiri (MBM) dan Museum Bank Indonesia (MBI) yang baru
Selesai menyusuri kawasan Pecinan dan menikmati suasana imlek disana, saya dan rombongan kembali berjalan kaki menuju Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia yang berada di seberang Stasiun Kota (Beos). Kedua museum ini tergolong museum yang baru direnovasi dan tentunya menambah daftar situs sejarah yang ada di kota tua Batavia ini. Saya terkesan saat mengunjungi Museum Bank Indonesia yang sangat bagus juga modern untuk ukuran sebuah museum di Jakarta. Di museum ini, pengunjung bisa belajar mengenai sejarah perkembangan dunia perbankan dan perekonomian di Indonesia secara interaktif, melalui display dan peralatan yang cukup modern dan menarik. Mungkin hal tersebut dapat dijadikan contoh bagi proyek pembaharuan cagar budaya khususnya museum yang ada di Jakarta ataupun Indonesia.
Pertunjukkan Barongsai di penghujung acara
Puncak acara siang itu pun berakhir di Xpose Cafe, Gedung Pos Indonesia Fatahilah. Semua peserta berkumpul bersama untuk menikmati makan siang dan sedikit acara bincang-bincang santai dengan Pihak penyelengara, antara lain perwakilan PT Pos Indonesia, Asep Kambali sebagai Ketua komunitas Historia, dan Bpk. Suma, peneliti sejarah dan budaya Tionghoa di Indonesia.
Setelah makan siang bersama, acara ditutup dengan pertunjukkan Barongsai di halaman gedung Pos Indonesia Fatahilah.


Gong Xi Fat Cai... Selamat Tahun Baru Imlek bagi yang merayakan, semoga di tahun babi api ini semuanya bisa menjadi lebih baik lagi dan selalu damai di negeri ini =)
