Monday, September 11, 2006
3 hari 2 malam di Bali, What a short vacation!

Setelah lama ditunggu-tunggu, akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk berlibur ke Bali. Senang rasanya, walau hanya 3 hari 2 malam. Hitung-hitung mengisi jadwal weekend saya, karena acara liburan ke Bali berlangsung di akhir minggu, mulai hari Jumat sampai dengan Minggu.

Hari 1, Jumat malam : Jimbaran-Hotel di Sanur

Saya dan teman-teman naik pesawat murah Air Asia dari Cengkareng yang take off sekitar jam 4 sore. Tiba di Bali sekitar jam 6 sore. Hotel yang akan ditempati oleh kami terletak di wilayah pantai Sanur.

Setibanya kami di Bali, kami diantar supir untuk menikmati makan malam bersama di tepi pantai di wilayah Jimbaran. Tentunya dengan menu utama berupa seafood. Betapa nikmat bersantap malam bersama dibawah langit kelam bertaburan bintang, diiringi suara debur ombak pantai yang tak henti-henti. Tak ketinggalan alunan alat musik dari para musisi pinggir pantai meramaikan suasana makan malam kami saat itu.


Setelah menyelesaikan makan malam, kami pun diantar ke hotel di daerah Sanur, tepatnya Sanur Paradise Hotel untuk istirahat dan bermalam. Senangnya saya mendapat jatah kamar tipe family suite yang super luas dengan connecting room. Walaupun harus tidur beramai-ramai dengan teman-teman saya, namun tetap saja rasanya nyaman.

Hari 2, Sabtu : Hotel-Sukowati-Celuk-Ubud-Seminyak-Kuta-Hotel

Hotel

Sabtu pagi setelah bangun pagi, saya dan teman-teman sepakat untuk membugarkan badan dengan berenang. Segar sekali bisa berenang di pagi hari, selain kolamnya masih bersih, sinar matahari pun belum terik menyengat kulit. Setelah berenang, saya dan teman-teman bersiap-siap untuk sarapan dan kemudian memulai hari untuk berjalan-jalan. Tujuan pertama kami adalah pasar tradisional Sukowati yang terkenal menjual benda-benda kerajinan khas Bali dengan harga murah. Wisata belanja, mungkin itulah julukan yang tepat untuk perjalanan kami.

Pasar Sukowati, wisata belanja


Di pasar Sukowati, selain asyik berbelanja, saya juga senang memperhatikan aktifitas orang-orang yang bertransaksi ataupun yang bersembahyang di sudut pasar. Sukowati merupakan pasar tradisional yang cukup besar. Di pasar itu berbagai jenis benda kerajinan khas Bali dapat ditemukan, mulai dari kain Bali, patung-patung kayu, tas, sepatu, perhiasan perak, hingga kacang Bali dengan merek Rahayu yang cukup terkenal.

Celuk, pusat kerajinan perhiasan perak

Setelah berwisata belanja di pasar Sukowati, saya dan teman-teman menuju Ubud. Namun sebelum tiba di Ubud, kami menyempatkan diri untuk mampir di sebuah gallery perhiasan perak khas Bali di daerah Celuk. Bentuk bangunan gallery tersebut cukup unik, dengan pintu kayunya yang besar yang dipenuhi ukiran khas Bali. Disana, saya dan teman-teman diperbolehkan melihat proses pembuatan perhiasan-perhiasan perak, yang selanjutnya dipajang dan dijual di gallery tersebut. Saya terkagum-kagum melihat keindahan bentuk berbagai jenis perhiasan perak yang ditawarkan, mulai dari cincin, liontin, untaian kalung dan gelang, anting-anting, serta bros penghias pakaian. Harga yang ditawarkan pun beragam, tergantung dari bentuk dan ukuran perhiasan. Kisaran harga perhiasan di gallery tersebut, mulai dari Rp 150.000,- sampai dengan puluhan juta rupiah.

Bebek Bengil Restoran, Ubud

Puas berbelanja di sukowati dan melihat-lihat perhiasan perak khas Bali di Celuk, saya dan teman-teman menuju ke Ubud untuk makan siang dan mengunjungi pasar seni disana. Wilayah Ubud termasuk dataran tinggi, sehingga udaranya cukup sejuk, dan di kiri-kanan jalan sering ditemui hamparan hijau terasering persawahan, selain juga gallery seni tentunya.


Tepat jam makan siang, saya dan teman-teman tiba di restoran Bebek Bengil Ubud. Dari namanya saya sudah dapat menebak apa menu andalan restoran ini. Ya, tentu saja bebek. Sayangnya saya kurang suka dengan daging bebek, sehingga saya memilih untuk mencicipi menu nasi campur Bali ala Bebek Bengil.
Menurut saya, rasa makanan di restoran tersebut standar saja, tidak seperti yang saya bayangkan. Namun kekecewaan saya terobati dengan menikmati keindahan dan kenyamanan suasana disana. Restoran Bebek Bengil terdiri atas beberapa bagian bangunan terbuka yang berundak-undak khas Bali, disekelilingnya terdapat taman-taman tertata indah, dan juga hamparan hijau sawah-sawah sejauh mata memandang.


Pasar Seni, Ubud


Setelah makan siang, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke Pasar Seni Ubud. Di sekitar pasar terdapat beberapa bangunan besar khas Bali, antara lain ada balai desa, rumah petinggi Ubud, dan juga Pura. Saya pun tertarik untuk mengamati keindahan dan kekokohan bangunan-bangunan tersebut. Rasa penasaran saya akan Pasar Seni Ubud masih terasa, sehingga saya memutuskan untuk berjalan-jalan berkeliling Pasar ubud melihat berbagai benda-benda kerajinan khas Bali. Benda yang dijual disini agak sedikit berbeda dengan yang dijual di Sukowati. Di Ubud, barang yang dijual kebanyakan adalah kerajinan ukiran kayu dari Bali dengan berbagai model dan ukuran. Suasana di sekitar pasar sangat ramai, baik oleh masyarakat sekitar dan juga oleh para turis lokal maupun asing.


Kudeta, Seminyak

Dari Ubud, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan menuju Seminyak untuk menikmati keindahan sunset pantai Kuta. Di Seminyak, kami memutuskan untuk bersantai ria di Kudeta. Tidak disangka-sangka ternyata sore itu hujan sempat turun sesaat, setibanya kami di Kudeta. Untung saja hujan tidak berlangsung lama, sehingga saya pun bisa bersemangat kembali untuk menikmati sunset.


Tak puas jika saya hanya memandangi sunset dan pantai dari kejauhan. Saya rindu bersentuhan dengan pasir pantai dan deburan ombak. Jadilah saya berlari-lari bermain di pantai. Keindahan sunset membuat saya tak kuasa untuk memotret setiap detik pendaran matahari yang bergerak tenggelam perlahan-lahan.


Kuta Square, Ground Zero, Kuta

Sunset pun berakhir, pertanda malam telah tiba, saya dan teman-teman memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri perbelanjaan di sekitar Kuta Square. Dan yang tidak kalah penting adalah mengunjungi Ground Zero, yaitu monumen tragedi bom Bali beberapa tahun silam.

Areal Kuta Square dipenuhi oleh outlet-outlet pakaian ternama dan juga toko-toko pernak-pernik khas Bali. Pakaian yang dijual di areal Kuta Square sebagian besar adalah koleksi pakaian pantai, seperti pakaian surfing hingga bikini super sexy. Sedangkan pernak-pernik yang dijual disini kebanyakan adalah aksesoris yang terbuat dari manik-manik ataupun cangkang kerang laut, seperti kalung dan gelang.

Setelah lelah seharian berjalan-jalan dan berbelanja, saya dan teman-teman kembali ke hotel untuk beristirahat.

Hari 3, Minggu : Pantai Sanur-Outlet Joger-Bandara-Jakarta

Wah, tak terasa saya sudah memasuki hari ketiga di Bali, dan ini berarti hari terakhir saya berlibur disini. Sedikit sedih karena masih banyak lokasi wisata yang belum sempat saya kunjungi. Waktu 3 hari memang terasa sangat sempit.

Di hari ketiga ini, akhirnya saya dan beberapa teman menyempatkan diri menikmati sunrise di pantai Sanur di pagi hari. Suasana pantai Sanur pagi itu sangat ramai dikunjungi oleh beberapa keluarga. Mungkin karena hari Minggu pagi, sehingga banyak keluarga yang menyempatkan diri menikmati sunrise di Sanur sambil berolah raga.


Tak ketinggalan saya mencoba mencicipi nasi uduk khas Bali, yang biasa disebut dengan nasi jenggo. Nasi ini terdiri atas nasi putih yang diberi ayam suwir dan serundeng yang rasanya cukup pedas. Walaupun harganya sangat murah, nasi jenggo ini cukup enak rasanya, pas untuk menu sarapan pagi karena porsinya pun tidak banyak.


Sepulang dari Sanur, saya kembali ke hotel dan bersiap-siap untuk cek out kembali ke Jakarta.

Sebelum ke bandara, saya dan beberapa teman menyempatkan diri mampir ke outlet Joger yang menjual berbagai jenis merchandise dengan cantuman kata-kata lucu khas Joger.

Puas memburu merchandise khas Joger, saya dan teman-teman pun mencari tempat makan siang terlebih dahulu sebelum ke bandara dan take off ke Jakarta.
Pilihan utama kami adalah restoran padang di jalan ke arah bandara. Akhirnya setelah beberapa hari saya berada di Bali dan tidak pernah menemukan makanan enak selain makanan hotel, di restoran ini saya cukup puas menikmati masakan enak khas Padang yang kaya rasa dan pedas.

Setelah perut terisi, kami pun melanjutkan perjalanan ke bandara untuk selanjutnya naik pesawat kembali menuju Jakarta.

Dari dalam pesawat tampak garis putih pantai Jimbaran dan birunya lautan luas. Dengan berat hati saya mengucapkan kata perpisahan sambil berjanji di dalam hati bahwa saya pasti akan kembali ke Bali dan menjelajah ke berbagai lokasi wisata yang belum sempat terjamah oleh saya.


si doyan jalan foot step on 10:48 AM.